Tumbuhan
memiliki bermacam-macam organ yang tersusun atas beberapa jaringan
tumbuhan. Berdasarkan fungsinya, organ pada tumbuhan dibedakan menjadi
organ sebagai alat hara (organa nutritiaum), dan organ reproduksi
(organa reproductikum). Alat hara meliputi akar, batang, dan daun,
sedangkan organ reproduksi berupa putik dan benang sari yang terdapat
pada bunga.
Gb8. Organ dan Jaringan Tumbuhan
1. Akar
Akar merupakan
organ tumbuhan yang penting karena berperan sebagai alat pencengkeram
pada tanah/penguat dan sebagai alat penyerap air. Akar memiliki bagian
pelindung berupa tudung akar yang tidak dimiliki oleh organ lain.
Berdasarkan asal terbentuknya, akar dapat dibedakan atas akar primer dan
akar adventitif. Akar primer terbentuk dari bagian ujung embrio dan
dari perisikel, sedangkan akar adventitif berkembang dari akar yang
telah dewasa selain dari perisikel atau keluar dari organ lain seperti
dari daun dan batang.
Pada
kebanyakan tumbuhan dikotil dan gimnospermae, sistem perakaran berupa
akar tunggang yang memiliki satu akar pokok yang besar, sedangkan pada
tumbuhan monokotil berupa akar serabut, yang berupa rambut dan berukuran
relatif sama.
Pada irisan
membujur akar akan terlihat bagian-bagian akar, mulai dari yang paling
ujung disebut ujung akar. Ujung akar ditutupi oleh tudung akar
(kaliptra). Kemudian dari ujung akar ke arah atas, terdapat zona
pembelahan sel, pada daerah ini terdapat meristem apikal dan turunannya
yang disebut meristem primer. Menuju ke atas, zona pembelahan menyatu
dengan zona pemanjangan. Pada zona pemanjangan, sel-sel memanjang sampai
sepuluh kali panjang semula, pemanjangan sel ini berguna untuk
mendorong ujung akar (termasuk meristem) ke depan. Semakin keatas , zona
pemanjangan akan bergabung dengan zona pematangan. Pada zona
pematangan, sel – sel jaringan akar menyelesaikan dan menyempurnakan
diferensiasinya.
Gb9. Struktur Akar
Apabila kita
membuat irisan melintang akar muda, maka akan terlihat struktur sel dan
jaringan penyusun akar, berturut – turut, yaitu epidermis, korteks,
endodermis dan stele (silinder pusat).
Lapisan
terluar dari akar adalah epidermis yang tersusun atas sel –sel yang
tersusun rapat satu sama lain tanpa ruang antar sel, berdinding tipis,
dan memanjang, sejajar sumbu akar. Dinding sel epidermis tersusun dari
bahan selulosa dan pectin yang menyerap air. Epidermis akar biasanya
satu lapis. Permukaan sel epidermis sebelah luar membentuk tonjolan
yaitu berupa rambut atau bulu akar.
Korteks akar
terutama terdiri atas jaringan parenkim yang relatif renggang dan
sedikit jaringan penyokongnya. Di sebelah dalam lapisan epidermis sering
terdapat selapis atau beberapa lapis sel membentuk jaringan padat yang
disebut hipodermis atau eksodermis yang dinding selnya mengandung
suberin dan lignin.
Di sebelah
dalam korteks terdapat selapis sel yang bersambung membentuk silinder
dan memisahkan korteks dari slinder berkas pengangkut di sebelah
dalamnya. Lapisan ini disebut endodermis. Sel-sel endodermis membentuk
pita kaspari, yaitu penebalan dari suberin dan lignin pada sisi radial.
Akibat adanya penebalan ini, larutan tidak bisa menembusnya.
Silinder pusat
akar (stele) tersusun atas berkas pengangkut. Bagian ini dipisahkan
dari korteks oleh endodermis. Bagian luar yang berbatasan dengan
endodermis adalah perisikel yang tersusun atas sel-sel parenkim
berdinding tipis dan mempunyai potensi meristematik, sehingga sering
disebut sebagai perikambium. Peranan perisikel terutama sebagai awal
terbentuknya cabang akar tempat terjadinya kambium vaskuler, kambium
gabus dan berperan dalam proses penebalan akar. Sebelah dalam perisikel
terdapat berkas pengangkut xilem dan floem. Xilem pada tumbuhan dikotil
mengumpul di bagian tengah silinder pusat, tersusun seperti bentuk
bintang, sedangkan pada tumbuhan monokotil, xilem dan floem letaknya
berselang-seling.
2. Batang
Pada
tumbuhan dikotil, berkas pembuluh tersusun dalam suatu lingkaran
sehingga korteks terdapat di bagian luar lingkaran dan empulur di bagian
dalam lingkaran. Pada tumbuhan dikotil ini, xilem tersusun di bagian
dalam lingkaran. Di antara floem dan xilem terdapat kambium yang
menyebabkan pertumbuhan sekunder pada tumbuhan dikotil.
Kambium merupakan jaringan meristem lateral yang berfungsi dalam pertumbuhan sekunder.
Dua macam kambium yang menghasilkan jaringan sekunder tumbuhan dikotil, yaitu:
a) kambium pembuluh (vascular cambium) yairg menghasilkan xylem sekunder (kayu) ke arah dalam dan floem sekunder ke arah luar,
b)
kambium gabus (cork cambium) yang menghasilkan suatu penutup keras dan
tebal yang menggantikan epidermis pada batang dan akar.
Empulur
batang tersusun atas jaringan parenkim yang mungkin mengandung
kloroplas. Empulur mempunyai ruang antarsel yang nyata dan tersusun atas
perikambium yang disebut perisikel. Perikambium dibatasi oleh floem
primer di sebelah dalam dan endodermis di sebelah luarnya. Jari-jari
empulur berupa pita radier yang terdiri atas sederet sel, mulai dari
empulur sampai dengan floem. Fungsi utamanya adalah melangsungkan
pengangkutan makanan ke arah radial. Pada tumbuhan dikotil, jari-jari
empulur tampak berupa garis-garis halus yang membentuk lingkaran tahun.
Gb10. Perbedaan Batang Dikotil dan Monokotil
Gb11. Struktur Batang dikotil
3. Daun
Struktur
morfologi daun pada setiap jenis tumbuhan berbeda-beda. Oleh karena
itu, struktur morfologi daun dapat digunakan untuk mengklasifikasikan
jenis-jenis tumbuhan. Struktur daun dapat dilihat dari: bentuk tulang
daun (menvirip, menjari, melengkung, dan sejajar); bangun daun atau
bentuk helaian daun (bulat, lanset, jorong, memanjang, perisai,
jantung,
dan bulat telur); tepi daun (bergerigi, beringgit, berombak, bergiri,
dan rata); bentuk ujung daun (runcing,meruncing, tumpul, membulat,
rompang/ terbelah, dan berduri); bentuk pangkal daun (runcing,
meruncing, tumpul, membulat, rata, dan berlekuk); dan prmukaan (licin,
kasap, berkerut, berbulu, dan bersisik).
Tidak
hanya sebagai tempat fotosintesis, daun juga berfungsi untuk
transpirasi (penguapan air) dan respirasi (pernapasan). Bila kita
mengamati preparat irisan melintang daun, maka akan kita jumpai
bagian-bagian penyusun struktur anatomi daun yang sesuai dengan fungsi
daun tersebut. Daun tersusun atas jaringan epidermis, jaringan parenkim,
dan jaringan pengangkut.
Epidermis
berfungsi sebagai pelindung jaringan ini memiliki struktur khusus
sebagai adaptasi untuk berkangsungnya proses fotosintesis, yaitu adanya
stoma yang dalam jumlah banyak disebut stomata. Stomata tersusun atas
sel penutup dan sel tetangga yang banyak mengandung kloroplas. Adanya
stomata memungkinkan terjadinya pertukaran gas antara sel – sel
fotosintetik dibagian dalam daun dengan udara disekitarnya. Stomata juga
merupakan jalan keluarnya uap air.
Bagian
tengah dari struktur anatomi daun juga dapat kita jumpai jaringan
parenkim yang menyusun mesofil daun dan terdiri atas parenkim palisade
(parenkim pagar / jaringan tiang) dan parenkim spons (parenkim bunga
karang. Parenkim palisade terdiri atas sel – sel yang memanjang di sel
–sel bulat dan pada bagian ini banyak terdapat ruang antar sel sebagai
tempat pertukaran gas selama fotosintesis berlangsung.
Hamper
semua daun memiliki berkas pengangkut yang tampak sebagai tulang daun
atau urat daun. Tulang daun ini berisi pembuluh angkut xylem dan floem.
Berkas pengangkut pada daun berfungsi untuk mengangkut air dan hasil
fotosintesis pada daun.
Gb12. Struktur Daun
4. Bunga
Bunga
merupakan organ reproduksi pada tumbuhan, organ ini bukanlah organ
pokok dan rnerupakan modifikasi (perubahan bentuk) dari organ utama
yaitu batang dan daun yang bentuk, susunan, dan warnanya telah
disesuaikan dengan fungsinya sebagai alat perkembangbiakan pada
tumbuhan. |ika kita memperhatikan bagian dasar bunga dan tangkai bunga,
bagian ini merupakan modifikasi dari batang, sedangkan kelopak dan
mahkota bunga merupakan modifikasi dari daun yang bentuk dan warnanya
berubah. Sebagian masih tetap bersifat seperti daun, sedangkan sebagian
lagi akan mengalami metamorfosis membentuk bagian yang berperan dalam
proses reproduksi.
Kelopak
bunga merupakan bagian bunga yang masih mempertahankan sifat daun.
Kelopak bunga berfungsi untuk melindungi kuncup bunga sebelum bunga
mekar. Mahkota bunga biasanya memiliki warna dan bentuk yang menarik
jika dibandingkan dengan kelopak bunga. Mahkota bunga ini berperan dalam
menarik serangga dan agen penyerbukan yang lain. Benang sari merupakan
bagian yang berperan sebagai alat reproduksi jantan pada bunga, benang
sari terdiri atas kepala sari yang merupakan tempat berkembangnya serbuk
sari (gametofit jantan) dan suatu tangkai yang disebut filamen (tangkai
sari).
Putik
merupakan alat reproduksi betina pada bunga. Pada putik terdapat kepala
putik yang biasanya memiliki permukaan yang lengket sebagai tempat
menempelnya serbuk sari. Selain itu, putik memiliki saluran yang disebut
tangkai putik. Saluran ini menuju ke ovarium pada dasar bunga yang
mengandung bakal buah tempat sel telur (gametofit betina).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar