1. Alat Pernapasan Manusia
a. Hidung,
1) Rongga hidung terdiri dari 2 bagian, yaitu kanandan kiri yang dibatasi oleh sekat hidung,
2) Memiliki rambut pendek dan tebal yang berfungsi untuk menyaring udara dan menangkap kotoran yang
masuk bersama udara,
3) Fungsi rongga hidung :
a. Penyaringan,
b. Penghangatan,
c. Pengaturan kelembapan.
b. Faring, merupakan lanjutan dari saluran hidung yang akan meneruskan udara kelaring.
c. Laring,
1) Laring terdiri dari lempengan lempengan tulang rawan dan berfungsi untuk menyalurkan udara ke
trakea.
2) Di dalam laring terdapat epiglotis dan pita suara
d. Trakea
1) Trakea tersusun dari cincin tulang rawan dan otot polos
2) Trakea memiliki 2cabang 2 yang menuju ke paru-paru
e. Bronkus, merupakan bagian yang menghubungkan paru-paru dengan trakea.
f. Paru-paru,
Paru paru terletak pada rongga dada di atas diafragma. Diafragma adalah sekat rongga badan yang membatasi rongga dada dengan rongga perut.
Biologi
Rabu, 04 Desember 2013
Selasa, 26 November 2013
Pembelahan Sel
Pembelahan sel adalah sebuah proses dimana sel induk membelah atau membagi dirinya menjadi 2 atau lebih sel anak. Pembelahan sel merupakan bagian dalam tubuh kita. Kita bertumbuh karena sel-sel di dalam tubuh kita membelah diri.
Dalam
siklus sel, terdapat dua tahap, yaitu interfase dan M-Phase. Interfase adalah tahap dimana sel tidak membelah. Tahap
ini berlangsung selama 15 jam dan terdapat 3 tahap, yaitu G1 Phase (fase organel sel berduplikat), S-Phase (fase replikasi DNA), dan G2 Phase (fase pertumbuhan
sel dan sintesis protein). Pada tahap M-Phase
barulah sel mulai membelah. Thap ini hanya berlangsung 2 jam dan terdiri dari
proses kariokinesis dan sitokinesis. Kariokinesis adalah tahap di mana proses
pembelahan nukleus sel melalui tahap ProMAT, sedangkan sitokinesis adalah tahap
pembelahan sitoplasma. Pembelahan sel dibagi menjadi 2 jenis menurut jenis sel
yang membelah, yaitu pembelahan pada sel prokariotik dan pada sel eukariotik.
A.
Pembelahan
Pada Sel Prokariotik
Pembelahan pada sel prokariotik dikenal dengan
pembelahan biner yang artinya pembelahan ini berlangsung secara sederhana dan
spontan. Proses pembelahan ini juga dikenal dengan proses pembelahan amitosis.
Amitosis artinya pembelahan yang tidak melibatkan kromosom. Pembelahan biner
dapat ditemukan pada sel bakteri, proses pertumbuhan sel, duplikasi materi
genetik, pembagian kromosom, dan pembelahan sitoplasma.
Pada
pembelahan biner, kromosom diduplikasi dan akan menempel pada membrane plasma.
Kemudian akan terjadi pertumbuhan di antara dua tempat pelekatan kromosom
tersebut. Hal ini untuk melakukan pemisahan inti. Sitokinesis dan pembentukan
dinding sel kemudian terbentuk sehingga 2 sel anak terbentuk.
B.
Pembelahan
Pada Sel Eukariotik
Pembelahan sel pada sel eukariotik
dibagi menjadi meiosis dan mitosis.
- Mitosis
Pembelahan mitosis adalah
pembelahan yang menghasilkan sel anak yang dapat membelah lagi. Pembelahan ini
bertahap dan terjadi pada sel tubuh (somatis) dengan tujuan pertumb uhan, pertambahan sel, dan regenerasi sel.
Pada sel-sel meristematik hewan dan tumbuhan, pembelahan yang terjadi adalah
pembelahan mitosis yang berguna untuk pertumbuhan. Pembelahan mitosis
menghasilkan dua sel anak yang identic dengan induknya. Hal ini berarti sel
haploid akan menghasilkan 2 sel haploid dan sel diploid akan menghasilkan 2 sel
diploid.
Dalam
tahap kariokinesis, pembelahan mitosis hanya berlangsung dalam satu ProMAT dan
sebelumnya ada tahap interfase. ProMAT merupakan proses pembelahan yang terdiri
dari profase, metafase, anafase, dan telofase.
A.
Interfase
Pada tahap ini sel tidak membelah. Nukleus terdiri
dari RNA ribosom dan merupakan tempat sintesis protein serta materi yang
berwarna gelap dikenal sebagai kromatin atau bentuk benang-benang kromosom
sehingga bentuk kromosom tidak dapat dilihat secara jelas. Pada salah satu
ujung sel, terdapat 2 pasang protein yang disebut sentrioles, tetapi pada
tumbuhan, sentriosol tidak muncul.
B.
Profase
Pada tahap ini sentriosol
bergerak ke ujung sel yang berlawanan dan disebut sebagai kutub. Sentriosol
mempunyai 2 sentriol dan akan dikelilingin strands
(helai) yang menyala dan disebut sebagai aster. Selain itu, Kromosom membentuk
menjadi sinlinder dan berduplikat menjadi 2 kromatid. Setiap kromatid
mengandung DNA dan protein serta melekat berpasangan pada sentromer. Pada
tumbuhan, aster tidak ada, membrane nukleus hancur, seta kromosom memendek
sehingga terlihat seperti batang.
C.
Metafase
Pada fase ini, kromosom berpindah menjadi satu garis
yang disebut the equator. Selain itu,
muncul benang-benang yang disebut spindel dan melekat pada sentromer setiap
kromosom. Spindel ini menghubungkan kromosom ke 2 kutub sentrisol yang
berlawanan.
D.
Anafase
Kromatid pada tahap ini berpisah dan bergerak kearah
kutub yang berbeda. Penarikan terjadi karena pemendekan benang spindel.
Kromatid pada fase ini tidak disebut sebagai kromatid, tetapi kromosom tunggal.
E.
Telofase
Pada tahap ini kromosom mulai mengatur membentuk
nukleus yang terpisah dan dikelilingin memberan nukleus. Cleavage Burrow/ pembelahan alur menyempit dan lama kelamaan
membelah sel. Berbeda dengan itu, pada tumbuhan, pembelahan terjadi dengan cell plate daripada cleavage burrow. Pembelahan sitoplasma ini biasa disebut
sitokinesis.
Setelah
pembelahan, sel akan kembali ke fase interfase dan sentriosol menjadi empat (2
di setiap sel) serta aster hilang. Kromosom akan berubah kembali menjadi
benang-benang. Beberapa jenis kromosom yang mengalami pembelahan adalah
kromosom parental dan maternal dapat dilihat pada gambar.
- Meiosis
Pembelahan meiosis merupakan
pembelahan yang menghasilkan gamet. Gamet ini tidak dapat membelah lagi sampai
tahap pembuahan (fertilisasi). Pembelahan ini terjadi pada pembentukan sel
kelamin (gametogenesis) pada kelenjar kelamin (gonad) pada hewan dan tumbuhan. Tujuan
pembelahan ini adalah mengurangi jumlah kromosom yang berguna untuk menyamakan
komposisi kromosom anak dan induk.
Berbeda dengan proses mitosis, pembelahan ini
menghasilkan 4 sel yang tidak identik dengan induknya (diploid menjadi haploid) akibat pengurangan kromosom. Inilah mengapa
pembelah ini juga dikenal dengan pembelahan reduksi. Pembelahan ini memiliki
proses ProMAT I dan ProMAT II. Proses pembelahannya kurang lebih sama kecuali
pada proses Profase I. Pada tahap profase I terdiri dari leptoten, zigoten,
pakiten, diploten, diakinesis.
1.
Leptoten
Leptoten adalah tahap dimana benang kromatin berubah
menjadi kromosom. Hal ini dilakukan dengan cara memadatkan diri.
2.
Zigoten/Zigonema
Pada tahap ini, kromatid homolong
saling berpasangan atau bersinapsis membentuk bivalen. Sentrosom terbelah 2
menjadi sentriol dan bergerak ke kutub berlawanan
3.
Pakiten/Pakinema
Kromosom
kemudian berdupkikat menjadi 4 pada tahap ini dan disebut tetrad (kromosom
homolog yang mengganda sehingga ada 4 kromatid berpasangan). Pada tahap ini
sering terjadi rekombinasi gen melalui proses perpindahan silang.
4.
Diploten
Kromosom homolog yang tadinya bivalen terpisah. Bila
terjadi perpindahan silang, akan terdapat kiasma sebagai tanda.
5.
Diakinesis
Pada
fase diakinesis, nukleolus (membrane inti) akan hilang dan sentriol bergerak ke
masing-masing kutub serta membentuk benang-benang spindel.
Setelah ke lima tahap ini, proses
pembelahan akan berlanjut ke metafase, anafase, telofase, dan kemudian
mengulang sekali lagi tanpa melewati profase yang di atas (profase biasa, yang
terjadi di mitosis).
C.
Pembelahan
Sel Gamet Pada Manusia
Pembelahan
sel gamet pada manusia terdiri pada spermatogenesis (pada pria) dan oogenesis
(pada wanita). Pada proses spermatogenesis, dimulai dari spermatogonium yang
diploid bertumbuh menjadi spermatosit primer. Setelah itu, spermatosit primer
tersebut membelah secara meiosis menjadi 2 spermatosit sekunder yang haploid. 2
spermatosit sekunder kemudian membelah lagi secara meiosis menjadi spermatid
yang nantinya akan bertumbuh menjadi 4 buah sperma. Berbeda dengan proses ini,
oogenesis pada perempuan dimulai dengan pertumbuhan oogonium menjadi oosit
primer yang diploid. Oosit primer kemudian bermeiosis dan menghasilkan oosit
sekunder dan badan kutub pertama yang haploid. Badan kutub pertama akan
bermeiosis lagi menghasilkan 2 badan kutub dan oosit sekunder menghasilkan 1 badan kutub dan
satunya lagi menjadi ovum.
D.
Pembelahan
Sel Gamet Pada Tumbuhan
Pembelahan
gamet pada tumbuhan terdiri dari 2, yaitu mikrosporogenesis dan
megasporogenesis.
A.
Megasporogenesis
Megasporogenesis
merupakan proses pembentukan ovum dalam ruang bakal biji. Prosesnya dimulai
dari megasporosit bermeiosis dua kali menjadi megaspore. Megaspora ini terdiri
dari IKL (inti kandung lembaga) Primer dan 3 sel kutub yang nantinya akan mati.
IKL Primer nantinya akan membelah secara mitosis 3 kali dan menghasilkan 3
antipoda, 2 IKL Sekunder, 2 sinergid, dan 1 ovum.
B.
Mikrosporogenesis
Mikrosporogenesis
adalah proses pembentukan serbuk sari (mikrospora) dalam kepala sari (anthera).
Proses mikrosporogenesis dimulai dengan meiosis I dan meiosis II dari
mikrosporosit (sel induk serbuk sari) menjadi 4 mikrospora yang haploid yang
disebut tetrad. Mikrospora kemudian melakukan pembelahan kariokinesis menjadi
nukleus generatif dan nukleus saluran serbuk sari (inti generative dan
vegetatif). Inti generatif kemudian membelah menjadi 2 sperma. Inti vegetative
pada masa pembuahan hanya menuntun sperma ke ovum dan spermaakan membuahi ovum
menjadi zigot dan IKL Sekunder menjadi endosperma.
Senin, 25 November 2013
Biologi : Hewan
Berdasarkan
ada tidaknya tulang belakang, hewan diklasifikasikan menjadi invertebrata
(tidak mempunyai tulang belakang) dan vertebrata (mempunyai tulang belakang).
Hewan
Invertebrata di bagi menjadi 2 golongan yaitu:
1.1. Protozoa (hewan bersel satu)
Protozoa
dibagi menjadi 4 kelas yaitu:
- Rhizopoda / Sarcodina
- Mastigophora / Flagellata
- Ciliata / Infusoria
- Sporozoa
1.2. Metazoa (hewan bersel banyak)
1.2.1. Porifera (hewan berpori)
Ciri-ciri:
- Habitat di air laut dan air tawar
- Tubuh mempunyai banyak pori, memiliki bentuk yang beranekaragam, dan memiliki sistem saluran air
- Sistem pencernaan secara intraseluler
- Sistem reproduksi secara aseksual (pembentukan kuncup, pembentukan butir benih / gemula) dan seksual (peleburan sperma dan ovum)
- Sistem sirkulasi air: ascon, sycon, dan leucon
- Digunakan sebagai spons untuk alat gosok, alat pembersih kaca, dan untuk hiasan.
1.2.2. Coelenterata (hewan berongga)
Ciri-ciri:
- Habitat di air tawar dan air laut
- Berbentuk seperti kantung dan mempunyai tentakel di sekitar mulut
- Mempunyai fase polip (menempel di bebatuan) dan fase medusa (melayang-layang di perairan)
- Perkembangbiakan: terjadi metagenesis (pergiliran keturunan)
- Digunakan sebagai bahan makanan, bahan kosmetik, dan obyek wisata.
1.2.3. Platyhelminthes (cacing pipih)
Ciri-ciri:
- Bentuk tubuh pipih
- Mempunyai alat kait untuk menempel dan alat penghisap
- Sistem ekskresi menggunakan sel-sel api; sistem saraf menggunakan saraf tangga tali
- Mempunyai daya regenerasi tinggi
- Bersifat hemaprodit
- Perkembangbiakan: aseksual (potongan tubuhnya bisa jadi individu baru) dan seksual (perkawinan silang)
1.2.4. Nematelminthes (cacing gilig)
Ciri-ciri:
- Hidup dalam air dan tanah tetapi ada pula yang parasit pada tumbuhan dan hewan
- Tubuhnya tidak bersegmen dan dilapisi kutikula
- Sebagai parasit pada makhluk hidup sehingga merugikan kehidupan manusia
1.2.5. Annelida (cacing gelang)
Ciri-ciri:
- Habitat di tanah yang lembab dan air
- Berbentuk seperti gelang-gelang, tubuhnya bersegmen-segmen dan bersifat hemaprodit
- Sistem ekskresi yaitu nefidia
- Respirasi yaitu melalui permukaan tubuh
- Reproduksi yaitu seksual dengan pembuahan sel telur dan sperma dan aseksual fragmentasi
- Sistem saraf tangga tali
1.2.6. Mollusca (hewan bertubuh lunak)
Ciri-ciri:
- Habitat di laut, air tawar, payau, dan darat
- Termasuk triplobastik selomata
- Tubuhnya lunak, tidak beruas-ruas, dan terdiri dari 3 bagian yaitu kaki, massa viseral dan mantel yang berupa cangkang
- Sistem ekskresi menggunakan nefridium
- Respirasi menggunakan insang
- Digunakan sebagai sumber makanan (cumi-cumi, gurita, keong), hiasa rumah (cangkangnya), menghasilkan mutiara (kerang mutiara)
1.2.7. Echinodermata (hewan berkulit duri)
Ciri-ciri:
- Habitat di air laut
- Tubuh tidak bersegmen / beruas-ruas dan mempunyai bentuk yang bermacam-macam
- Reproduksi: seksual dengan fertilisasi sperma dan sel telur, aseksual dengan regenerasi
- Kulitnya keras dari zat kapur / kitin dan berduri
- Mempunyai kaki ambulakral, tidak berkepala, tidak punya otak
1.2.8. Arthropoda (hewan yang kakinya beruas-ruas)
Ciri-ciri:
- Mempunyai eksoskeleton dari zat kitin
- Memiliki kaki beruas-ruas
- Reproduksi: secara seksual dengan fertilisasi dan secara aseksual dengan partenogenesis
- Alat ekskresi: pembuluh malphigi
- Habitat di air, darat, tanah, dan di lingkungan udara
2. Vertebrata
Hewan
vertebrata (bertulang belakang) mencakup:
2.1. Pisces (ikan)
Ciri-ciri:
- Bernafas dengan insang
- Berkembang biak dengan bertelur
- Pembuahan terjadi di luar tubuh
- Jantung mempunyai 2 ruang
- Bersifat poikiloterm
Klasifikasi
pisces
- Agnatha (tidak berahang)
- Condrichthyes (bertulang rawan)
- Osteichthyes (bertulang keras)
2.2. Amfibi
Ciri-ciri:
- Bisa hidup di darat dan di air
- Bernapas dengan paru-paru dan kulit
- Pembuahan terjadi di luar tubuh
- Berkembang biak dengan bertelur
- Jantung mempunyai 3 ruang
- Pokiloterm
- Kulitnya lembab dan berlendir
2.3. Reptilia
Ciri-ciri:
- Tubuh terbungkus kulit yang kering bertanduk
- Ditutupi oleh sisik
- Jantung memiliki 4 ruang yang tidak sempurna
- Bersifat poikiloterm
- Berkembang biak dengan bertelur
2.4. Aves (burung)
Ciri-ciri:
- Mempunyai sepasang sayap
- Bernapas dengan paru-paru
- Jantung mempunyai 4 ruang yang sempurna
- Memiliki pundi-pundi udara
- Homoiterm
- Berkembang biak dengan bertelur
- Fertilisasi internal
Pengelompokkan
aves:
- Galliformes (mempunyai kaki pengais)
- Ratites (tidak dapat terbang)
- Columbiformes (pemakan biji-bijian)
- Passeriformes (bersuara indah)
2.5. Mamalia
Ciri-ciri:
- Tubuh ditutupi oleh rambut
- Punya kelenjar susu untuk menyusui anaknya
- Bernapas menggunakan paru-paru
- Homoiterm
- Berkembang biak dengan beranak
- Fertilisasi internal
Pengelompokkan
mamalia:
- Rodentia
- Primata
- Cetacea
- Monotremata
Kamis, 21 November 2013
Kelainan pada Sistem Gerak
1. Riketsia
Riketsia terjadi karena kekurangan vitamin D yang membantu penyerapan
kalsium dan fosfor dari darah hingga pengerasan tulang. Penyakit ini
terjadi pada anak. Riketsia menyebabkan tulang kaki tumbuh membengkok.
Penyembuhan dan pencegahan dari penyakit
ini adalah dengan penambahan kalsium, fosfor, dan vitamin D ke dalam diet. Vitamin D bisa didapat dengan berjemur di panas matahari.
ini adalah dengan penambahan kalsium, fosfor, dan vitamin D ke dalam diet. Vitamin D bisa didapat dengan berjemur di panas matahari.
2. Osteoporosis
Osteoporosis disebabkan karena kekurangan mineral. Cobalah ingat
kembali macam mineral penyusun tulangmu! Osteoporosis umumnya terjadi
pada orang dewasa. Orang tua biasanya menghasilkan lebih sedikit hormon,
sehingga osteoblast sebagai pembentuk tulang kurang aktif, dan massa
tulangpun jadi berkurang. Tulang yang kekurangan mineral menjadi rapuh
dan mudah patah.
3. Fraktura (Patah Tulang)
Meskipun kuat dan lentur, tulang-tulang bisa patah. Patahnya tulang
disebut fraktura. Fraktura tertutup terjadi jika tulang patah tetapi
bagian ujung yang patah tidah menembus kulit. Fraktura terbuka terjadi
jika ujung tulang yang patah keluar menembus kulit.
Dalam masa penyembuhan, ujung patahan tulang harus saling
ditempelkan. Periosteum akan membuat sel-sel tulang baru. Jaringan
tulang baru yang tebal (disebut kalus) terbentuk di sekitar patahan
menutup keretakan. Jaringan yang bertambah tebal tersebut hilang saat
tulang kembali ke bentuk semula dengan bantuan osteoklast. Penyembuhan
patah atau retaknya tulang selalu dibantu dengan pembalut agar tidak
mudah bergeser.
4. Artritis
Artritis adalah penyakit sendi. Penderita penyakit ini mempunyai
tulang rawan sendi yang rusak. Kerusakan ini menyebabkan sendi menjadi
sakit dan bengkok. Kadang-kadang sendi yang terkena artritis tidak dapat
digerakkan. Rematik adalah salah satu bentuk artritis. Sebab terjadinya
artritis belum diketahui dengan pasti. Menghindari infeksi yang akut
dan mengonsumsi makanan yang seimbang mengurangi terjadinya artritis.
5. Lordosis
Lordosis merupakan kelainan dengan melengkungnya tulang belakang yang
berlebihan ke arah depan di bagian pinggang. Orang yang mengalami
kelainan ini pinggangnya terlihat lebih menonjol ke depan. Lordosis bisa
disebabkan karena perut penderita yang terlalu besar (misalnya karena
hamil atau kegemukan), riketsia, atau karena kebiasaan yang salah.
6. Kifosis
Kifosis merupakan kelainan dengan melengkungnya tulang belakang yang
berlebihan di bagian dada ke arah belakang. Penderita kifosis tubuhnya
terlihat bungkuk. Kifosis bisa disebabkan karena, penyakit (misalnya TBC
dan riketsia) atau kebiasaan duduk yang salah.
7. Skoliosis
Skoliosis adalah melengkungnya tulang belakang ke arah samping.
Skoliosis bisa disebabkan oleh polio atau kebiasaan duduk atau berposisi
yang salah.
Langganan:
Postingan (Atom)